Jakarta, CNN Indonesia

Bunyi gemerencing uang koin jatuh ke aspal menghiasi Jembatan Kali Sewo yang berada di perbatasan Subang-Indramayu saat arus mudik Lebaran 2024, Sabtu (6/4) dini hari.

Uang koin itu dilempar oleh para pemudik yang melintas di lajur ke arah Jawa. Puluhan warga telah bersiap di sisi kanan dan kiri jalan dengan berbekal sapu alang-alang dengan gagang bambu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka punya satu tujuan, yakni mengumpulkan uang yang dilempar para pemudik dengan cara disapu.

Tak jarang, para pemburu recehan ini nekat menjulurkan sapunya ke arah tengah jalan demi mendapatkan uang yang dilempar.

Padahal, petugas kepolisian juga kerap membubarkan para menyapu uang receh di pinggir jalan saat mudik karena perilaku yang membahayakan, seperti dikutip dari berbagai media.

Tak jauh dari lokasi memang ada Pos Pengamanan Lebaran Sewoharjo. Turut terdengar suara pemberitahuan yang berbunyi, “Dihimbau kepada pengguna jalan untuk tidak melempar uang koin di jalan agar aman dan lancar.”

Meski begitu, mereka tak pernah kapok dan terus muncul lagi ke pinggiran jalan dengan sapu lidinya.

Ekspresi takut tampak hadir di wajah Ratna (70). Namun, tangannya tetap mengayunkan sapu alang-alang ke arah jalan yang dilewati para pemudik.

Ratna terlihat menggunakan daster, kardigan, dan kerudung. Ia adalah seorang janda anak tiga yang tinggal di Desa Janggar, Indramayu.

Hari ini merupakan hari pertama Ratna menyapu uang di jalur mudik. Ia mengaku ikut lantaran melihat tetangga yang juga menjadi penyapu uang.

Ratna mulai menyapu uang setelah waktu salat Taraweh. Selama beberapa jam menyapu, Ratna mengaku telah mendapat uang sekitar Rp10 ribu. Ia pun menyebut akan terus menyapu uang hingga waktu subuh tiba.

“Takut. (Tetap menyapu uang karena) saya butuh uang buat beli lauk, buat anak,” ujar Ratna kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (6/4) dini hari.

Bagi Ratna, menyapu uang yang dilempar pemudik adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Meski saling mengenal, para penyapu uang ini saling berebutan satu sama lain. Belum lagi, ada risiko tertabrak oleh kendaraan yang melintas.

“Susah (menyapu uang). Ini rebutan (dengan penyapu lain). Takut (kena tabrak). Tapi karena kebutuhan,” kata Ratna.

Selain kesiapan mental dan fisik, Ratna juga sudah mengeluarkan modal uang untuk dapat ikut menyapu uang ini.

Ia mengaku membeli sapu alang-alang seharga Rp15 ribu dan biaya ojek dari rumahnya sebanyak Rp10 ribu. Ratna juga membawa bekal nasi dan lauk untuk makan sahur di pinggir jalan.

Pencahayaan yang tidak terlalu terang juga mengundang banyak nyamuk di lokasi menyapu uang ini. Banyaknya nyamuk juga menjadi salah satu hal yang dikeluhkan Ratna. Selain itu, Ratna bercerita dirinya juga sedang pilek.

Penyapu uang lain, Ida Saadah (40) juga mengaku ikut menyapu uang di jalur mudik untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan.

“Cari duit. Nyapu receh buat jajan,” kata Ratna.

Tahun ini merupakan tahun kedua bagi Ida dan kedua anaknya, Kaylla (8) dan Lucky (11) ikut menjadi penyapu uang.

Bersambung ke halaman berikutnya…






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *